Yo Berwisata Lagi!! Ke Pantai Ngalur Tulungagung

Sudah satu tahun lebih gak nulis di blog ini, maklum se udah gak mood nulis sejak artikel terakhir Mei tahun lalu. kemana saja satu tahun itu? sibuk kerja? atau tetap ada jalan – jalannya? yang jelas masih tetap ada jalan-jalan 😀

Kali ini saya mau menceritakan tempat tempat wisata sekitar tempat kerja yang sekarang atau lebih tepatnya sejak bulan Mei tahun lalu yaitu Tulungagung, yang menurut saya setahun belakangan sedang populer di antara para pecinta Pantai, maklum disini banyak sekali pantai yang papuler ataupun belum sama sekali tapi pasirnya, pemandangannya, ombaknya, atau aksesnya yg agak agak susah gak kalah dengan Pantai – Pantai indah lain di Jawa Timur.

Salah satu pantai keren di Tulungagung itu adalah Pantai Ngalur, salah satu Pantai yang akses masuknya gak terlihat tapi begitu sampai akan takjub dengan pemandangannya. ya itu menurutku. 😀

Lokasi Pantai ini bersebalahan dengan Pantai Sanggar yang terletak di Desa Jengglungharjo, Kecamatan Tanggunggunung. Lokasi pantai tersebut berjarak 24,6 km dari pusat Tulungagung. Rute menuju Pantai Ngalur dapat ditempuh melalui dua cara. Cara pertama menuju Pantai Ngalur adalah dengan menuju Pantai Sanggar terlebih dahulu kemudian berjalan ke kiri melewati bukit (apabila berjalan ke kanan maka menuju Pantai Patuk Gebang). Rute kedua adalah rute yang saya ambil dengan teman yaitu dari dusun terdekat langsung menuju ke arah Pantai Ngalur, saran saya ya mending lewat pantai sanggar karena jalur yang Kami ambil ini masih sangat minim papan petunjuk. Jujur ya waktu itu sebenernya Kami salah jalur karna ngikuti GPS, rencana awal maunya ke Sanggar dulu tapi setelah sudah susah payah naik bukit pake motor ketemu warga setempat dikasih tau kalau salah jalur tapi sudah dekat dengan Pantai Ngalur yang katanya lebih bagus dari Sanggar ya lanjut aja sambil berpetualang dan nyasar ria, yang paling penting adalah masuk ke Pantainya “GRATIS”. hehehe

Jalur yang bisa diambil menuju pantai ngalur dari Kota Tulungagung.

ada juga jalur lain yaitu lewat Pantai Sine lalu nyebrang dengan rakit ke arah Pantai Sanggar, motor atau mobil tetap bisa nyebrang hanya dengan membayar per orang @Rp. 5000,- termasuk motor dan mobil Rp. 10.000,-,  jalannya pun enak dilewati.

berikut sedikit oleh – oleh foto dari Kami :

sebenernya pantai ini bukan pantai pertama yang saya datangi di Tulungagung karna sebelumnya sudah ke pantai Sine, Pantai Coro, Pantai Popoh yang populer itu, serta tempat larung abu jenazah dekat Retjo Sewu. nanti bakalan saya bagi satu satu di artikel selanjutnya. 😉

B-29 Serpihan Surga Negeri Di Atas Awan

“B-29 Serpihan Surga Negeri Di Atas Awan” sedikit berlebihan? tidak, itulah kenyataan.

Indahnya Pagi

B-29 adalah sebuah bukit dengan ketinggian 2900 Mdpl. B-29 masih bagian TN Bromo Tengger Semeru, terletak di Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang. Dengan ketinggian 2900 meter di atas permukaan laut. puncak B-29 sendiri lebih tinggi dari gunung Bromo yang mempunyai ketinggian 2.392 Mdpl. Terletak di sisi tenggara gunung Bromo, pemandangan yang indah akan segera dirasakan sesampainya di sana. Kalau Kita sudah sampai di puncak, Kita bisa merasakan dan melihat surga nya Kabupaten Lumajang, karena bagaikan “serpihan surga” yang di turunkan ke bumi oleh Tuhan YME. lebay lebay dah. 😀

Ini pertama kalinya bagi Saya dan beberapa teman lainnya kecuali si petunjuk jalan wong lumajang asli. haha makanya jadi sedikit berlebihan kagumnya. 😀 tapi bagaimanapun juga B-29 adalah tempat yang menawarkan keindahan berbeda menurut Saya, selain tiket masuk yang jauh lebih murah dibandingkan ke tetangganya TN. Bromo yaitu Rp.3000,- untuk B-29 dan Rp. 32.500,- untuk Bromo seperti Postingan sebelumnya disini, akses jalan setelah masuk Desa Argosari bener-bener extrim bagi Saya. ada dua jalur untuk menuju B-29 ini, jalur pertama Kami lewati saat berangkat atau naik jalanan yang didominasi tanjakan dengan batu-batuan & cor yang sudah pecah, jalan sempit ini cukup menegangkan apalagi kemaren Kami melintas saat hari sudah gelap, ada juga jalanan aspal dan paving tapi rusak. untuk jalur kedua jalur Kami pulang adalah jalur yang lumayan mudah hanya saja saat kering, karna ada banyak tanjakan serta tikungan dengan jalan tanah yang licin pake banget. itulah yang membuat berbeda. haha

Jadi saran untuk yang membawa kerdaraan pribadi seperti motor pastikan kondisi motor serta kondisi Anda benar-benar prima, sangat tidak disarankan membawa motor bebek atau matic meski kemaren banyak dari Kami membawa matic dan bebek, karna memang itu yang Kami keluhkan sepanjang perjalanan, tanjakan berat dengan tanah yang licin serta berbatu sangat riskan buat motor yang tergolong pendek, lebih baik gunakan motor yang kuat untuk medan yang terjal. (gak bisa melampirkan foto karna gak bisa berhenti)

Di Desa Argosari Kita bisa menitipkan kendaraan dirumah-rumah penduduk, waktu itu Kami menitipkan kendaraan tepat disamping loket masuk atau Parkir terakhir. tak perlu kuatir karna penduduk memang membuka lahan parkir, selain itu mereka juga ramah seramah orang Jawa asli, karna memang asli. 😀

Dari tempat parkir Kita masih harus berjalan kaki kurang lebih 3 km atau sekitar 1 Jam jalan nanjak, bagi yang tidak mau repot-repot jalan juga ada ojek yang siap mengantar sampai puncak, untuk perbandingan jika naik ojek hanya butuh waktu kurang lebih 15 menit. untuk efisiensi biaya kemaren Kami memutuskan untuk jalan kaki meski ditengan perjalanan banyak yang nyerah dengan ojek juga, termasuk saya. [mrgreen] setelah sampai puncak masih perlu nanjak lagi sekitar 100m sampai bener-bener puncak.

Sesampainya di puncak B29, keindahan ada di 2 sisi, yakni Timur dan Barat jika melihat ke arah timur bisa terlihat Kabupaten Lumajang secara keseluruhan, sedang barat menikmati gunung Bromo dan Batok menjadi pelepas lelah. Kita juga akan disuguhi pemandangan indah berada di atas awan. Tidak salah jika pemerintah Kabupaten Lumajang memberi nama Puncak B-29 negeri di atas awan. tidak lupa puncak Semeru juga terlihat. Hamparan luas ladang sayuran dengan karakteristik pegunungan. Hawa dingin melengkapi pesona ini. Malam hari yang cerah atau beberapa waktu sebelum matahari terbit bintang-bintang terlihat begitu dekat dengan Kita seakan-akan bisa digapai oleh tangan, sunrise disertai gelombang awan yang terlihat seperti lautan, itulah sedikit keindahan di Puncak B-29. “serpihan surga” di Jawa timur.

Keindahannya mungkin hanya bisa dinikmati langsung.

Datang dan nikmati sendiri keindahannya!

Bawa pulang sampah Kita meski itu cuma selembar kertas!

Sampah plastik tetap membekas meski sudah dibakar, maka nikmati saja keindahannya dengan tidak meninggalkan sampah atau bekas bakaran sampah.

#tempatwisatabukantempatsampah

Saran saya lebih asik jika sekalian bawa tenda, bisa menikmati sore, pagi, & siang sekaligus. Tapi ingat, Jangan tinggalkan sampah! karna banyak dari beberapa orang yang datang kesana kurang perduli dengan himbauan dari pengelola, ada beberapa sampah plastik berserakan di semak-semak tidak cuma satu tapi banyak, mungkin belum terlalu terlihat tapi bayangkan jika semakin kita tidak perduli, yang dulu indah bakal lenyap. 🙂

Sedikit hasil jepretan Kami. maaf buat temen yang gak masuk, dipilih yang bagus aja. Wong saya aja cuma tukang poto. 😀

(klik untuk memperbesar)

Bromo lagi & mungkin yang terakhir.

Perjalanan seperti biasanya, jalur sama & cerita hampir sama. Mungkin sudah terlalu sering bagi saya, kali ini banyak kekecewaan saat menikmati salah satu tempat terindah di Jatim ini.

Dulu sekali saat pertama datang ke Taman Nasinal Bromo Tengger Semeru ini saya begitu senang karna tempat yang begitu indah ini tiket masuknya tidak semahal yang dibayangkan, murah untuk ukuran saya dan teman-teman, tapi sekarang sangat kecewa karna tiket masuk sangat tidak bersahabat, mulai dari bayar khusus untuk Pemerintah Kabupaten yang meski cuma Rp 15.000,-/orang dan harus bayar lagi Rp 32.500,-/orang untuk masuk kawasan Taman Nasional sudah mengecewakan untuk saya pribadi, lalu melihat harga tiket masuk untuk wisatawan asing yang terlihat sangat tidak masuk akal yaitu Rp 307.500,-/orang seperti yang ada di situsnya ini, ya mungkin ini perbedaan yang wajar bagi sebagian orang, tapi benarkah harus segitu? apa setara dengan yang fasilitas yang ada? itu yang teman-teman saya tanyakan. dan dengan sangat berat Saya pun bilang ke teman-teman bahwa Jawa Timur yang indah itu bukan cuma Bromo & Taman Nasionalnya, jadi kunjungi yang lainnya saja yang lebih murah. 🙂

Mungkin memang itu yang diperlukan T.N.Bromo Tengger Semeru karna akses yang sudah lumayan baik, tapi kesan yang ditunjukkan sekarang adalah Pemkab Probolinggo “terutama” seakan-akan mengambil keuntungan dari Populernya Taman Nasinal tersebut dengan pasang tarif sendiri. Okelah sekarang Bromo sudah jauh lebih ramai dari pertama saya kesana, tapi juga lebih kotor seperti tanpa pengawasan, dan savana yang dulu ada tanda dilarang melintas sekarang begitu banyak jejak kendaraan, ya silahkan dilanjutkan seperti itu! memang Si Taman Nasional ini butuh kembali seperti dulu yang tenang, nyaman, indah, dan hijau saat musim seperti sekarang. 🙂 kali ini tidak banyak ambil foto karna dimana-mana seperti foto diterminal. 😀

Biarkan Mahal dan buat sepi lagi agar Hijau kembali

Jangan biarkan bunga abadi punah dengan membelinya

Sampai bertemu lagi nanti, karna Indah itu gak harus MAHAL.